Lingai, Desa Anyaman yang Menjaga Warisan Budaya di Ujung Anambas
![]() |
Kerajinan anyaman dari Desa Lingai Kabupaten Kepulauan Anambas |
Laluan-Di ujung selatan Kepulauan Anambas, tepatnya di Desa Lingai, Kecamatan Siantan Selatan, warisan budaya tak hanya tersimpan dalam cerita lisan atau perayaan adat—tapi hidup di antara jemari para perajinnya. Desa kecil yang mungkin tak banyak dikenal orang ini, ternyata menyimpan kekayaan tradisi melalui kerajinan anyaman rotan yang sarat makna dan nilai budaya.
Anyaman-anyaman itu bukan sekadar produk kerajinan tangan. Di Desa Lingai, mereka adalah jalinan identitas, hasil dari generasi ke generasi yang menjaga kearifan lokal tetap bertahan di tengah arus modernisasi.
"Menganyam itu bukan cuma keterampilan, tapi juga bagian dari pelestarian warisan budaya kami," ujar Iskandar, Kepala Desa Lingai, beberapa waktu lalu.
Iskandar percaya bahwa kerajinan anyaman rotan tak hanya penting sebagai identitas budaya, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Produk-produk seperti tudung saji dan penampi beras (tampah) buatan warga Lingai memiliki motif khas yang tidak ditemukan di tempat lain. Keunikan inilah yang menurutnya bisa menjadi daya tarik, baik di pasar nasional maupun internasional.
"Potensi ekonomi kreatif dari anyaman ini besar, apalagi kalau kita bisa mengemasnya dengan baik dan menjangkau pasar yang lebih luas," tambahnya.
Lebih dari sekadar menjaga tradisi, anyaman rotan di Lingai menjadi medium untuk membangun kesadaran budaya di kalangan generasi muda. Inovasi-inovasi terus dilakukan—dari segi desain hingga pemanfaatan media sosial untuk promosi produk.
“Generasi muda harus kreatif dan cinta budaya. Kalau bukan mereka yang melanjutkan, siapa lagi?” tegas Iskandar.
Ke depan, Iskandar berharap kerajinan rotan khas Lingai bisa menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang terintegrasi dengan sektor pariwisata Anambas. Sebab menurutnya, Anambas tak hanya indah karena laut dan alamnya, tapi juga karena kekayaan budayanya yang belum banyak diketahui publik.
Di Lingai, rotan bukan hanya bahan baku—ia adalah cerita, warisan, dan harapan yang dianyam bersama masa depan.
Fai